Sabtu, 12 September 2009

EDTA

Ethylenediaminetetraacetic acid pada permulaannya dibuat untuk keperluan industri untuk mengikat ion Ca dan Mg supaya tidak mengganggu proses tertentu, seperti misalnya pewarnaan kain.

EDTA disebut juga hexadentate chelating agent karena mempunyai enam “tangan”.
Zat kelator yang satu ini membuat persenyawaan dengan berbagai ion logam (yang beracun maupun yang esensial) dengan cara membungkus ion –ion logam tersebut. Ia bisa bersenyawa dengan 6 ion logam oleh karena mempunyai 6 tangan tadi itu.
Senyawa EDTA tidak terlalu bisa larut, namun garam disodiumnya ( NA2H2 EDTA) jauh lebih mudah larut dalam air maupun garam saline Bila diberikan pada binatang, maka garam ini dengan cepat membentuk persenyawaan calcium dengan ion calcium yang berada dalam serum. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan yang cepat dari jumlah ion calcium bebas yang ada dalam serum (extra-celulair). Bila Na2H2EDTA diberikan secara intra-vena (dengan infuse) dengan terlalu cepat, terjadi persenyawaan cepat dengan ion calcium dalam serum, calcium dalam serum bisa habis dengan cepat dan akhirnya terjadi tetani (kejang) bahkan kematian.
Inilah sebabnya mengapa pada pemakaian untuk kelasi keracunan timbal hitam (Pb) yang dipakai adalah bentuk garam sodium-calcium ( Na2CaEDTA). Didalam tubuh, Ca akan digantikan oleh Pb oleh karena Pb bisa membentuk senyawa yang lebih stabil dengan EDTA ketimbang Ca. Kemudian senyawa EDTA dengan Pb tadi dikeluarkan melalui ginjal dan akan ditemukan Pb dalam urin.
Sayangnya EDTA adalah zat kelator yang kurang selektif. Ia membuat persenyawaan dengan berbagai ion logam, misalnya dengan zinc. Oleh karena itu seringkal terjadi bahwa pada saat melakukan kelasi dengan EDTA , tubuh kehilangan terlalu banyak zinc sehingga bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Kelasi dengan memakai EDTA biasanya dilakukan dengan cara intra-vena, memakai infuse. Dilakukan berulang-ulang 2-3 minggu sekali untuk memberi waktu pada tubuh untuk meyeimbangkan kembali semua mineral yang hilang.
Effek samping yang bisa terjadi adalah : hipokalsemi (kadar Ca darah turun), aritmi jantung, mual, muntah, diare, peningkatan suhu badan, sakit kepala, gangguan kencing, kerusakan ginjal dan reaksi alergi.

http://www.autisme.or.id/berita/article.php?article_id=50

Tidak ada komentar: